Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Tahta untuk Republik (Potret Perjuangan Andi Jemma dalam Puisi)... /2/

 

Tahta untuk Republik Potret Perjuangan Andi Jemma dalam Puisi, Andi Jemma, Andi Djemma, Datu Luwu, Kedatuan Luwu, Kerajaan Luwu, Istana Luwu, Raja Luwu, La Galigo, I La Galigo, Kitab La Galigo, Kitab I La Galigo, Tahta untuk Republik (Potret Perjuangan Andi Jemma dalam Puisi)... /1/, Tahta untuk Republik (Potret Perjuangan Andi Jemma dalam Puisi)... /2/, Tahta untuk Republik (Potret Perjuangan Andi Jemma dalam Puisi)... /3/, Tahta untuk Republik (Potret Perjuangan Andi Jemma dalam Puisi)... /4/, Tahta untuk Republik (Potret Perjuangan Andi Jemma dalam Puisi)... /5/, Tahta untuk Republik (Potret Perjuangan Andi Jemma dalam Puisi)... /6/, Tahta untuk Republik (Potret Perjuangan Andi Jemma dalam Puisi)... /7/, Tahta untuk Republik (Potret Perjuangan Andi Jemma dalam Puisi)... /8/, Tahta untuk Republik (Potret Perjuangan Andi Jemma dalam Puisi)... /9/, Tahta untuk Republik (Potret Perjuangan Andi Jemma dalam Puisi)... /10/, Tahta untuk Republik (Potret Perjuangan Andi Jemma dalam Puisi)... /11/, Tahta untuk Republik (Potret Perjuangan Andi Jemma dalam Puisi)... /12/, Tahta untuk Republik (Potret Perjuangan Andi Jemma dalam Puisi)... /13/, Tahta untuk Republik (Potret Perjuangan Andi Jemma dalam Puisi)... /14/, Tahta untuk Republik (Potret Perjuangan Andi Jemma dalam Puisi)... /15/, Tahta untuk Republik (Potret Perjuangan Andi Jemma dalam Puisi)... /16/, Tahta untuk Republik (Potret Perjuangan Andi Jemma dalam Puisi)... /17/, Tahta untuk Republik (Potret Perjuangan Andi Jemma dalam Puisi)... /18/, Tahta untuk Republik (Potret Perjuangan Andi Jemma dalam Puisi)... /19/, Tahta untuk Republik (Potret Perjuangan Andi Jemma dalam Puisi)... /20/, Tahta untuk Republik (Potret Perjuangan Andi Jemma dalam Puisi)... /21/, Tahta untuk Republik (Potret Perjuangan Andi Jemma dalam Puisi)... /22/, Tahta untuk Republik (Potret Perjuangan Andi Jemma dalam Puisi)... /23/

/2/


namaku Andi Jemma

aku dilahirkan di Salassa’

sebuah istana yang terbuat dari kayu yang sangat kuat

dibangun dengan segala perhitungan keramat

dan penuh dengan magis[1]


aku adalah Raja Luwu ke 36

lahir dan tumbuh

dari pergolakan ke pergolakan

dari tetesan darah dan tangis

ke tetesan darah dan tangis lainnya

dari raungan kesedihan

ke ratapan pilu lainnya


aku bahkan tak pernah terpikir

harus berhadapan

dengan segala perdebatan dan kelicikan

saat pemilihanku sebagai raja

benarlah harta, tahta, dan wanita

dapat menjadi perusak moralitas

jika tak dalam kendali; kuasa diri

tak pernah salah apa yang diajarkan agama


aku sebelumnya adalah cenning[2]

harus berhadapan

dengan tembok-tembok kokoh ambisi

berjibaku keluar

dari cengkraman kuku-kuku tajam penjajah

yang memainkan boneka-bonekanya di istana

lalu sibuk melakonkan sandiwara

dengan scrip licik dan memuakkan


aku menyaksikan kepalsuan merajalela

ambisi kuasa, harta, menggelapkan mata hati

seperti tak ada nurani

menggerogoti kebeningan jiwa


tapi kebenaran selalu akan muncul

di saat keikhlasan melebur dalam diri

lalu, aku pun bertahta di atas kejujuran

saat jasad ibuku diturunkan ke liang lahat[3]


“Areangkalinga manekko tomaegae lilina Luwu,

limpona Ware. Leleni ripammasena Allahtaala

Datue ri Luwu, tennatiwi adatngenna, tennasellureng

roalebbong alebirenna. Naiya selengngai ana warowanena

riasengnge Jemma Barue”[4]


bersambung... /3/  sampai  /23/


[1]

[2] Cenningsecara harfiah berarti manis. Jabatan ini biasanya diberikan kepada seseorang yang nantinya akan menjadi raja atau datu, menggantikan raja (datu) sebelumnya. Jabatan cenning dalam pemerintahan di Kedatuan Luwu, khusus dijabat oleh keturunan datu/pajung yang berstatus ana’ mattola. Pemilihan dan pengangkatan cenning dilakukan oleh Dewan Hadat. Jabatan cenningdapat dianggap seperti “putra mahkota” yang akan dipersiapkan kelak untuk diangkat menjadi Datu/Pajung Luwu, jika Datu/Pajung Luwu yang sedang berkuasa turun tahta karena mangkat atau mengundurkan diri. Karenanya, pemilihan cenning sangatlah ketat dan penuh kehati-hatian.

Orang yang diangkat menjadi cenning haruslah memiliki pengetahuan yang luas, utamanya tentang adat dan pemerintahan. Dan yang paling pokok, seorang cenning harus mempunyai moral yang baik dan tidak mempunyai catatan hitam sepanjang hidupnya dan keluarganya (latar-belakang hidupnya dan keluarganya baik). Dalam melaksanakan tugasnya cenning mempunyai hak/tugas untuk mewakili Datu/Pajung dalam persidangan, bilamana Datu/Pajung berhalangan. Di samping itu, seorang cenning juga berwewenang untuk menentukan keadaan darurat atau perang, jika Datu/Pajung berhalangan.

[3] Berdasarkan adat, jasad Datu Luwu sebelumnya, barulah bisa dikuburkan jika sudah ada keputusan pengganti Datu.  Dengan adanya keputusan tentang dipilihnya Andi Jemma menjadi Datu Luwu, barulah jenazah Andi Kambo dimakamkan setelah menunggu hampir sebulan. Dalam upacara pemakaman Andi Kambo itu, Andi Pangerang Opu Tosinilele yang bertindak sebagai Jemma Tongeng (juru bicara) mengumumkan hasil keputusan tersebut.

[4] “Dengarlah!, wahai orang banyak di seluruh Luwu,

dan di Wara khususnya, Datu Luwu telah mangkat dengan

tidak membawa kedatuaannya dan kehormatannya

ke liang lahat. Adapun penggantinya, ialah puteranya

yang bernama Jemma Barué”.

Pengumuman ini diucapkan Andi Pangerang Opu Tosinilele yang bertindak sebagai Jemma Tongeng (juru bicara).