Seorang Perempuan dengan Badai di Perut (Puisi)
seorang perempuan mengeja masa lalunya
di malam tanpa selimut
dengan udara dingin yang menggigit
selepas mengurai kepedihan di jalan-jalan
di depan pintu
seketika ia menjelma benalu
merayap di langit-langit malam
karena tak ada bangku untuk disinggahi
tak ada bintang untuk merentang duka
perempuan yang melepas masa lalu
menikam-nikam hasrat
yang tak bertemu kenyataan
membelukar di relung-relung kesunyian
meratapi kepedihan
yang mengental
perempuan dengan badai di perut
mengutuki dosa-dosa
dengan mulut yang ditumbuhi lumut
dan lidah berlumur darah
Idwar Anwar
makassar, januari 2017